Jumat, 22 Januari 2021
No Result
View All Result
Halobunda.com
  • Home
  • Kehamilan
  • Bayi
  • Balita
  • Dunia Bunda
  • Keluarga
  • Inspirasi
  • Halo Ayah
Halobunda.com
  • Home
  • Kehamilan
  • Bayi
  • Balita
  • Dunia Bunda
  • Keluarga
  • Inspirasi
  • Halo Ayah
No Result
View All Result
Halobunda.com
No Result
View All Result
Home Keluarga

Bagaimana Menjelaskan Covid-19 kepada Anak?

Fajar Riadi Oleh Fajar Riadi
19 Maret 2020
Share ke FacebookShare ke TwitterShare ke WhatsappShare ke Line

Halo Bunda, pemerintah telah menetapkan pandemi akibat virus korona atau Covid-19 sebagai darurat nasional. Per 19 Maret 2020, pemerintah mengumumkan sebanyak 309 orang dinyatakan positif terjangkit virus ini dan sudah ada 25 orang yang meninggal. Di antara yang positif itu ada juga yang masih anak-anak.

Menyimak perkembangan di Indonesia dan berbagai negara, situasinya terbukti tidak bisa disepelekan. Dalam hitungan bulan saja virus ini sudah merebak ke seluruh belahan dunia.

Meski tidak perlu panik, kewaspadaan keluarga sebaiknya ditingkatkan. Seperti yang dikatakan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom, tidak boleh ada negara yang merasa percaya diri tidak terjangkit virus ini. Apa yang dikatakan itu tentu juga berlaku untuk masyarakat.

Kesadaran untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga menjadi ujung tombak supaya lingkungan terdekat kita tidak terjangkit corona. Masalahnya tidak semua orang memiliki tingkat pemahaman memadai untuk saling berbagi informasi tentang situasi pandemi saat ini. Apalagi jika ingin menyampaikan kepada anak-anak, caranya pasti berbeda.

Nah, berikut ini ada sejumlah poin yang bisa bunda sampaikan kepada anak-anak supaya belajar memahami tentang virus ini.

Pertama, sebagai orang yang ingin memberi informasi, tentu bunda harus sedikit banyak memahami apa yang akan disampaikan. Jangan sampai apa yang akan disampaikan justru informasi yang salah. Bacalah artikel dan panduan yang berasal dari sumber-sumber informasi terpercaya.

Mungkin artikel-artikel di surat kabar atau media online masih kurang bisa bunda pahami karena ada sejumlah istilah medis. Maka tidak ada salahnya untuk menelpon dokter agar mendapat informasi yang lebih akurat.

Kedua, kondisi penanganan Covid-19 di berbagai negara berbeda-beda. Namun faktanya ada banyak korban jiwa yang meninggal. Meski demikian bijaklah untuk menyampaikan situasi ini. Anak-anak mungkin tidak langsung memahami apa yang disampaikan orang tuanya. Tapi mereka bisa menangkap aura kecemasan. Redakan kecemasan diri sendiri sebelum berkomunikasi kepada anak.

Berikan informasi yang jujur dan akurat. Bisa jadi informasi yang bunda sampaikan bersifat konfirmasi atau klarifikasi dari kabar yang sudah anak-anak peroleh dari teman-temannya di sekolah, melihat televisi, atau dari browsing di media sosial. Jika kabar yang dia peroleh ternyata tidak benar, sampaikan bahwa itu masih sebatas rumor dan kurang akurat.

Sajikanlah informasi dengan meyakinkan dan ringkas. Anak-anak bisa makin cemas jika sebuah topik pembicaraan disampaikan bertele-tele. Jika bunda menangkap kecemasan dan ketakutan, sampaikan bahwa saat ini ada banyak dokter dan tenaga medis yang sedang berusaha mengatasi persoalan ini. Beri informasi bahwa ada banyak kasus di mana mereka yang terjangkit virus ini juga bisa sembuh.

Jangan lupa untuk mengajak anak-anak menjaga kesehatannya. Beri pesan bahwa mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik ampun menangkal virus korona. Anjurkan mereka untuk mencuci tangan khususnya setelah bersin, batuk, atau sebelum dan sesudah mempersiapkan makanan dan sesampai rumah setelah bepergian. Libatkan mereka untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan.

Ketika bepergian, mereka akan menjumpai banyak orang. Anjurkan pula mereka untuk menjaga jarak dengan orang-orang yang batuk atau bersin. Jika gejala flu melanda, pakaikan masker.

Bekali anak-anak dengan tisu. Ingatkan mereka ketika batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu kemudian membuangnya ke tempat sampah. Kalau tidak, mintalah mereka menutup dengan lengan bagian dalam. Untuk berjaga-jaga, tak ada salahnya membekali mereka dengan hand sanitizer ketika bepergian.

Mungkin mereka sudah ada janji bertemu dengan teman-temannya sepulang sekolah atau di akhir pekan. Jika memungkinkan, bujuklah supaya agenda-agenda pertemuan itu diundur jadwalnya. Beri tahu bahwa konsep menjaga jarak atau social distancing bukan berarti menghalangi pertemuan, tetapi bentuk sikap saling menjaga diri dan waspada agar sama-sama tidak terjangkit virus.

Nah, bunda, sikap mawas diri akan membuat kita makin waspada. Kalau bukan kita yang memupuk sikap itu ke anak-anak, siapa lagi yang akan melakukannya?

O, ya, bunda, baru-baru ini ada seorang penulis cerita anak bernama Watiek Ideo berkolaborasi dengan ilustrator Luluk Nailufar membuat cerita pendek bergambar berjudul Cerita Si Korona.

Pengemasan ceritanya simpel dan gambarnya menarik, sangat cocok jadi bekal bunda menjelaskan ke anak-anak. Simak ceritanya di bawah ini, ya.

Publish PDF flipbooks online

 

Tags: Covid-19Cuci Tanganhand sanitizerkoronamaskerpandemivirus
Artikel Sebelumnya

Apa itu Paternity Leave dan Mengapa Menjadi Isu Besar di Jepang?

Artikel Selanjutnya

Ternyata Popok Bekas Bisa Didaur Ulang Jadi Pupuk, Lho!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULER

Ini 7 Tanda Kalau Bunda Hamil Kembar!

Ini 7 Tanda Kalau Bunda Hamil Kembar!

Apa itu Paternity Leave dan Mengapa Menjadi Isu Besar di Jepang?

Apa itu Paternity Leave dan Mengapa Menjadi Isu Besar di Jepang?

busui positif corona

Bolehkah Ibu Menyusui Positif Corona Tetap Memberikan ASI?

Lima Gangguan pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

Lima Gangguan pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

Yuk, Kenali Pola Tidur Bayi

Yuk, Kenali Pola Tidur Bayi

  • About
  • Shop
  • Forum
  • Contact
Kontak: halobundacom@gmail.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Kehamilan
  • Bayi
  • Balita
  • Dunia Bunda
  • Keluarga
  • Inspirasi
  • Halo Ayah

Copyright © 2020, Halobunda.com